UtuslahAku "Ini aku, utuslah aku" adalah sebuah keputusan yang tidak bisa dibuat karena latah (ikut-ikutan) karena harus menjadi keputusan kehidupan, yaitu keseluruhan umur hidup yang masih ada. Dan ketika Tuhan berkenan atas persembahan hidup itu, maka peran yang Tuhan berikan, ada di dalam hikmat-Nya yang ajaib, jangan pernah Dengansegera Yesaya menjawab, "Ini Aku, Utuslah Aku" (Yes. 6:8). Kesediaan ini adalah berasal dari kesungguhan hati, kesetiaan yang tentu saja dengan segala konsekwensinya yaitu penderitaan, celaan, hinaan bahkan pembunuhan dari sesama sebangsanya. Namun Yesaya menerima semuanya itu, karena dia tahu bahwa Tuhan akan bersamanya. Iniaku Tuhan utuslah akupdt Ir NikoNatal GBI JIS 23 Dec 2018 Makasahutku: "Ini aku, utuslah 2 5 aku!" Catatan Full Life. Yes 6:8 1. Nas : Yes 6:8. Hanya setelah mengalami penyucian Yesaya ditugaskan sebagai nabi. (lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA ). Bagian ini mengingatkan kita akan Amanat Agung Tuhan kita yang sudah bangkit untuk menyampaikan Injil keselamatan ke seluruh dunia ( Mat 28:18-20 Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. VerseKerinduanku slalu beradaDitempat Kau beradaKerinduanku Slalu bekerjaSeperti Bapaku bekerjaKudengarkan Tuhan isi hatiMuSaat Kau panggil ku siapChorusIni aku, utuslah Tuhan Ini aku, utuslah TuhanKemanapun Kau pimpinKe negri yg Kau pilihIni aku, utuslah TuhanDan kukan pergi Chord C C D D E F F G G A A B VerseF DmKerinduanku slalu berada Bb CDitempat Kau beradaF DmKerinduanku Slalu bekerja Bb C GmSeperti Bapaku bekerja Am BbKudengarkan Tuhan isi hatiMu Gm CSaat Kau panggil ku siapChorusF C DmIni aku, utuslah Tuhan Bb Gm CIni aku, utuslah TuhanF CKemanapun Kau pimpinDm AmKe negri yg Kau pilihBb Gm CIni aku, utuslah Tuhan FDan kukan pergi Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku “Ini aku, utuslah aku!” Yesaya 68 Nabi Yesaya adalah nabi yang mendapatkan penglihatan mengenai Kekudusan Tuhan, dan saking terpesonanya dengan penglihatan itu, Nabi Yesaya tercatat sebagai satu-satunya Nabi yang mengajukan dirinya untuk melayani Tuhan. Dalam Kitab Yesaya 68, Yesaya menjawab panggilan Tuhan dengan berkata, “Ini aku Tuhan, utuslah aku!” Kehidupan kekristenan merupakan sebuah perjalanan menuju kekudusan yang dituntun oleh TUHAN. Sejak kita diselamatkan, kita telah dikuduskan dan dibersihkan dari segala dosa yang lampau dalam kehidupan kita. Namun kehidupan yang kudus bukanlah akhir dari perjalanan melainkan itu hanyalah awal mula dari kehidupan kekristenan kita. Langkah selanjutnya setelah kita dikuduskan adalah melayani TUHAN yang telah menguduskan dan menyucikan kita. Setelah kita menerima pengudusan dari TUHAN, kita memenuhi standar untuk dapat menjadi pelayan TUHAN di dalam hadiratNya. Biarlah kita menjadi pelayan TUHAN yang selalu haus dan lapar akan Dia, selalu rindu akan pelayanan pada hadiratNya. Dan biarlah melalui pelayanan kita, banyak jiwa-jiwa boleh ikut diselamatkan dan beroleh pengudusan dari TUHAN. God bless! HARI MINGGU BIASA XXIX Hari Minggu Misi Selamat Hari Minggu Misi Sedunia! Selamat Hari Minggu Bapak, Ibu, Saudara/I, rekan-rekan muda, dan anak-anak sekalian. Salam Keluarga Kudus. Hari minggu ini kita merayakan Hari Minggu Misi Sedunia. Tema yang diusung adalah “Ini Aku Tuhan, Utuslah Aku”. Tema tersebut memiliki sekurang-kurangnya dua permenungan, yaitu keterbukaan untuk dibentuk dan kerelaan hati menerima tugas dari Tuhan. Keterbukaan hati untuk dibentuk oleh Tuhan ada pada kalimat “Ini Aku Tuhan”. Kalimat sederhana tersebut menjadi penanda bagi orang yang dengan segala kelemahan dan kekurangannya mau melayani Tuhan. Keterbukaan hati ini juga membuat seseorang untuk senantiasa dibentuk dan diperbarui oleh Tuhan, Sang Mesias Juru Selamat kita. Dibentuk dan diperbarui oleh Allah membawa kita pada pengenalan diri kita pada Allah. Mengenali diri untuk melayani Tuhan membuat seseorang mampu untuk siap sedia diutus kemanapun. Perutusan sendiri memiliki unsur kerelaan hati. “Utuslah Aku” menjadi kunci bagi seseorang untuk mau menghadapi tantangan dalam perutusan terlebih sebagai murid-murid Kristus. Seorang yang diutus sangat diperlukan sikap kerelaan hati. Kerelaan untuk diperbarui oleh Tuhan serta meninggalkan “kantong” yang lama untuk diisi dengan yang baru. Saya sendiri yang sedang menjalani perutusan terkadang tertatih-tatih melangkah dalam menjalankannya. Namun, saya yakin dan percaya bahwa Tuhan menyertai saya. Berkat-Nya selalu menyertai saya dalam setiap perutusan saya terlebih dalam masa Tahun Orientasi Pastoral ini. Perutusan yang dimaksud bukan hanya berfokus pada tugas gereja atau yang luar biasa saja. Melainkan dimulai dari keseharian kita serta identitas sebagai murid-murid Kristus. Paus Fransiskus pun menyadari bahwa misi yang Tuhan percayakan pada seseorang membawa diri orang tersebut dari ketakutan dan mawas diri kepada realisasi yang dibarui. Bahkan, kita bisa menemukan diri sendiri ketika kita memberikan diri kita sendiri kepada orang lain. Ia meminta kita untuk secara personal bersedia diutus, karena Ia adalah Kasih yang selalu ada pada misi selalu menjangkau hingga memberikan hidup. Keluar dari kelimpahan kasih-Nya bagi kita, Allah Bapa mengutus Yesus Putra-Nya bdk. Yoh. 316. Misi adalah tanggapan bebas dan sadar atas panggilan Allah. Tetapi kita melihat panggilan ini hanya ketika kita memiliki hubungan cinta personal dengan Yesus yang hadir di dalam Gereja-Nya. Perayaan hari Minggu Misi Sedunia juga sekaligus penegasan bagaimana doa, renungan, dan bantuan material wujud persembahan Anda merupakan begitu banyak peluang untuk ikut ambil bagian secara aktif dalam misi Yesus di dalam Gereja-Nya. Fr. Bernando Sitohang Post navigation

ini aku tuhan utuslah aku